Sabtu, 29 Januari 2011

Dana PPIP Senilai Rp 3,8 M Di Karo Diduga Bermasalah


Dana PPIP Senilai Rp 3,8 M Di Karo Diduga Bermasalah

Tanah Karo

Pengelolaan Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pendidikan (DPPIP) senilai Rp.3.800.000.000 bersumber dari APBN T.A 2010 di Kabupaten Karo diduga bermasalah. Pasalnya, beberapa bidang kegiatan yang dikerjakan rekanan terkesan menyimpang dari Permenkeu 114/PMK.07/2010 sebagai pedoman umum pada penyaluran dan penggunaan anggaran, sehingga proses penyaluran yang 10 persen lagi terputus.

Implementasi rancu ini terlihat pada pengerjaan fisik di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Merek Kecamatan Merek Kabupaten Karo, saat wartawan melakukan investigasi baru-baru ini. Tampak lima bidang kegiatan sedang menuai masalah, dua kegiatan yakni pengerjaan sumur bor oleh CV.SKUS atas nama SS dengan Jumlah dana Rp.104.200.000, dan Pengerjaan Listrik oleh CV.AK atas nama MM dengan jumlah dana Rp.160.000.000, masih keadaan terbengkalai.

Hal yang ironis, pada kegiatan listrik terlihat tiang pemegang kabel sudah bengkok dan kabel sebagian tampak terkelupas, hal ini terindikasi komponen yang dipasang diduga bahan-bahan berkualitas rendah. “ Tiang dan kabel ini kurasa palsu bang, karena sedikit saya mengetahui bahan-bahan listrik yang asli, makanya mudah bengkok dan kabelnya mudah terkelupas,” ujar salah seorang warga yang berketepatan di lokasi saat wartawan mengambil dokumentasi.

Sedangkan tiga kegitan lagi yakni pembuatan Rumah Genset, pembuatan 4 ruang kamar mandi dan perkerasan jalan, oleh CV. SPK yang terkesan abstrak karena tidak menggunakan Plank proyek.

Ketika hal ini dikonfirmasikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kasta Brahmana, Selasa (25/1) di ruangannya di Dinas Pendidikan Karo, mengatakan bahwa empat bidang kegiatan yakni rumah genset, kamar mandi, sumur bor dan pembuatan jalan telah di tahap 90 persen anggaran, namun karena keterlambatan laoporan pertanggung jawaban yang seharusnya diserahkan pada tanggal 15 Desember 2010 oleh rekanan maka dana yang 10 persen tidak bisa dikucurkan dari pusat.

Disinggung bagaimana pertanggung jawaban pihak PPK untuk fisik yang masih gantung, beliau (PPK-Red) mengatakan bahwa kelanjutan pengerjaan diambil dari APBD karo 2011.

Masih kata Kasta, terkait pengerjaan listrik, itu telah kita putus kontraknya, dan dana yang sudah cair 30 persen akan kita tekankan terhadap rekanan agar segera dikembalikan ke kas negara, “ saya termasuk pintar langsung memutuskan kontrak rekanan, kalau tidak saya yang akan masuk,” ujar Kasta bangga tanpa menyadari kelemahannya selaku PPK.

Lagi-lagi ditanya wartawan, kira – kira apa factor terjadinya problem terhadap ke lima kegiatan, PPK menjawab karena paket yang berentetan satu sama lain dan kelalaian rekanan, “paket listrik itu salah satu factor terkendalanya proses pengerjaan sumur bor, dan satu lagi rekanan terlalu lalai,” cetus Kasta merasa dirinya terlepas dari pengawasan.

Lanjut PPK, seputar indikasi bahan listrik tidak sesuai RAB itu memang benar, mestinya tiang itu beton agar kuat. Tapi anehnya, Kasta brahmana menyarankan agar soal listrik tak usah lagi dipertanyakan, karena pengakuannya sudah memutus kontraknya.

Keterangan gambar :

1. Warga menunjukkan tiang listrik yang sudah bengkok pada hal arus listrik belim masuk dari pihak PLN.

2. Bak penampung air dari sumur bor belum bisa difungsikan karena belum selesai.

Selasa, 11 Januari 2011

SISWA SMAN I BERASTAGI JUARA I DALAM PESTIVAL FILM PELAJAR JOGJA (FFPJ) 2010


SISWA SMAN I BERASTAGI JUARA I DALAM PESTIVAL FILM PELAJAR JOGJA (FFPJ) 2010

BERASTAGI
Film dengan Judul “JANGAN BUANG MERAH PUTIHKU “ dari SMA N I Berastagi disutradarai oleh Diky Ario dipilih sebagai juara I.setelah melalui proses penjurian utama pada Festival Film Pelajar Jogja (FFPJ) 2010.
Hal ini disampaikan Alberto Colia SPd sebagai Kepala SMA N I Beastagi (11/1) sekira pukul 09.00 Wib diruang kerjanya kepada wartawan. Lebih lanjut diinformasikannya Juara 2 judul “Aksara “ dari SMK N 7 Jogjakarta Daerah Istimewa Yogyakarta disutradarai oleh Iman Dwu Ananda. Juara 3 judul “ Maluku di Ambon” dari SMKN I Klaten Jawa Tengah disutradarai oleh Ragil Hari Dewantara.
Penghargaan Khusus Judul “The Girl And The Flower” dari SMK Tunas harapan Di Jawa Tengah disutradarai oleh Yusuf Surya Malik
Karya terbaik Kategori Dokumenter adalah judul “Sang Pelengkap” disutradarai Della Novita Sari I judul “Pulau Teri Asin“ dari SMK N Bandar Lampung disutradarai Crisida wendisari II judul Titisan Empu Gandring dari SMK Terpadu disutradarai Novika Asnanda III.
Alberto Colia SPd juga mengatakan keberhasilan ini berkat kerjasama guru-guru dan para siswa yang gigih dan memang mau maju sehingga dapat juara 1 dalam karya terbaik katagori fiksi, pantauan wartawan bahwa kepala sekolah begitu dekat dengan guru dan juga siswa /akrab. Sekaligus juga mengharumkan nama Kabupaten Karo di tingkat nasional khususnya bidang pendidikan.
Menurut Siswa yang aktif dalam pembuatan filkm ini ketika diwawancarai. Mereka juga memperoleh arahan dari Om Zae Lany yang beralamat di Kabanjahe adalah sebagai pembina dan pembimbing, dalam terciptanya Karya Festifal Film Pelajar Jogja (FFPJ) yang berjudul “Jangan Buang Merah Putihku” dapat juara I.
Adapun tim tersebut adalah Zae Lany sebagai Pembimbing /Pembina, Diky Ario sebagai Sutradara serta TRY Jaka sebagai Kameramen, Andika Syah Putra sebagai Editor.
Sedangkan tim kreatif Redy Ariansyah Leonardi, Chairul Azwan, Wira Permana, dan M Khairil. Ditambahkan pula karya film tersebut dikirim ke panitia pada tanggal 17/12 -2010, dipertunjukkan pada tanggal 18/12-2010 maka pada tanggal 10/1-2011 hari Senin tim menerima Sertifikat dan Piagam pada Sertifikat diberikan kepada Film “Jangan Buang Merah Putihku” Sutradara Diky Ario Karya Terbaik I Kategori Fiksi Pada FFPJ 2010.
Proses penganugrahan sudah dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2010 di BentengViedeburg-Jokja D I Yogyakarta dan bagi yang tidak berkesempatan hadir Sertifikat dikirim via pos maka pada tanggal 10 Januari kemaren diterima oleh SMA N I Berastagi Sertifikat dan Piala.
KAL
KETERANGAN FOTO: Pemenang Festifal Film Pelajar Jogja (FFPJ) “Jangan Buang Merah Putihku“ dari siswa SMA N I Berastagi foto Bersama Kepala sekolah dan Guru, yang memegang Piala Diky Ario.
FOTO : KALVIN GINTING

SISWA SMAN I BERASTAGI JUARA I DALAM PESTIVAL FILM PELAJAR JOGJA (FFPJ) 2010


SISWA SMAN I BERASTAGI JUARA I DALAM PESTIVAL FILM PELAJAR JOGJA (FFPJ) 2010

BERASTAGI
Film dengan Judul “JANGAN BUANG MERAH PUTIHKU “ dari SMA N I Berastagi disutradarai oleh Diky Ario dipilih sebagai juara I.setelah melalui proses penjurian utama pada Festival Film Pelajar Jogja (FFPJ) 2010.
Hal ini disampaikan Alberto Colia SPd sebagai Kepala SMA N I Beastagi (11/1) sekira pukul 09.00 Wib diruang kerjanya kepada wartawan. Lebih lanjut diinformasikannya Juara 2 judul “Aksara “ dari SMK N 7 Jogjakarta Daerah Istimewa Yogyakarta disutradarai oleh Iman Dwu Ananda. Juara 3 judul “ Maluku di Ambon” dari SMKN I Klaten Jawa Tengah disutradarai oleh Ragil Hari Dewantara.
Penghargaan Khusus Judul “The Girl And The Flower” dari SMK Tunas harapan Di Jawa Tengah disutradarai oleh Yusuf Surya Malik
Karya terbaik Kategori Dokumenter adalah judul “Sang Pelengkap” disutradarai Della Novita Sari I judul “Pulau Teri Asin“ dari SMK N Bandar Lampung disutradarai Crisida wendisari II judul Titisan Empu Gandring dari SMK Terpadu disutradarai Novika Asnanda III.
Alberto Colia SPd juga mengatakan keberhasilan ini berkat kerjasama guru-guru dan para siswa yang gigih dan memang mau maju sehingga dapat juara 1 dalam karya terbaik katagori fiksi, pantauan wartawan bahwa kepala sekolah begitu dekat dengan guru dan juga siswa /akrab. Sekaligus juga mengharumkan nama Kabupaten Karo di tingkat nasional khususnya bidang pendidikan.
Menurut Siswa yang aktif dalam pembuatan filkm ini ketika diwawancarai. Mereka juga memperoleh arahan dari Om Zae Lany yang beralamat di Kabanjahe adalah sebagai pembina dan pembimbing, dalam terciptanya Karya Festifal Film Pelajar Jogja (FFPJ) yang berjudul “Jangan Buang Merah Putihku” dapat juara I.
Adapun tim tersebut adalah Zae Lany sebagai Pembimbing /Pembina, Diky Ario sebagai Sutradara serta TRY Jaka sebagai Kameramen, Andika Syah Putra sebagai Editor.
Sedangkan tim kreatif Redy Ariansyah Leonardi, Chairul Azwan, Wira Permana, dan M Khairil. Ditambahkan pula karya film tersebut dikirim ke panitia pada tanggal 17/12 -2010, dipertunjukkan pada tanggal 18/12-2010 maka pada tanggal 10/1-2011 hari Senin tim menerima Sertifikat dan Piagam pada Sertifikat diberikan kepada Film “Jangan Buang Merah Putihku” Sutradara Diky Ario Karya Terbaik I Kategori Fiksi Pada FFPJ 2010.
Proses penganugrahan sudah dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2010 di BentengViedeburg-Jokja D I Yogyakarta dan bagi yang tidak berkesempatan hadir Sertifikat dikirim via pos maka pada tanggal 10 Januari kemaren diterima oleh SMA N I Berastagi Sertifikat dan Piala.
KAL
KETERANGAN FOTO: Pemenang Festifal Film Pelajar Jogja (FFPJ) “Jangan Buang Merah Putihku“ dari siswa SMA N I Berastagi foto Bersama Kepala sekolah dan Guru, yang memegang Piala Diky Ario.
FOTO : KALVIN GINTING

Minggu, 09 Januari 2011

“PERMATA ERDILO “ TALENTA BARU KHASANAH MUSIK MASYARAKAT KARO


“PERMATA ERDILO “ TALENTA BARU KHASANAH MUSIK MASYARAKAT KARO
OLEH : KALVIN GINTING
Berawal dari pertemuan beberapa pemuda - pemudi gereja yang biasa mengisi acara sebagai song leader dalam acara kebaktian dan kegiatan gereja GBKP dari beberapa runggun di Klasis Medan Delitua dan Kabanjahe yang memiliki kesamaan ide dan pandangan maka dibentuk sebuah team dan grup yang dinamakan “PERMATA ERDILO”.
Talenta ini dapat dikembangkan kerena adanya juga kedekatan emosional di antara sesama personel. Umumnya mereka adalah mahasiswa di berbagai Perguruan Tinggi dan ada juga siswa SMA di Kota Medan seperti USU,Unimed, UMI dan UHN.
Kata permata erdilo sendiri berarti permata yang terpanggil untuk melayani Tuhan terjhusus melalui tarik suara dan bermain alat musik. Personel ini diantaranya Anggun Barus, Lidia Kaban, Putri Sebayang, Dewi Ginting, Putri Pinem, Devi Butar-Butar, Caroline Sebayang, Mey Elsa Kembaren, Leonni Ginting, Elia Roni Sitepu, Roy Ginting, Jayanta Surbakti, Freddy Purba, Wiranata Sembiring, Raymond Sitepu, Jhon Torong, Jenherry Tarigan, Janter Manik.

“ Yang pasti tujuan utama kita bang, adalah melayani dan bersaksi memuji Tuhan melalui nyanyian pujia-pujian, sehinggga dapat menjadi berkat bagi yang mendengar dan melihatnya” papar Anggun Barus ketika diwawancarai penulis.
Disebutkannya pula walaupun umumnya orang Karo mempunyai talenta namun dalam hal mengeluarkan kemampuan tetapi mereka masih belum percaya diri, kurangnya wadah tempah mengasah kemampuan olah vokal, ditambah rasa kemauan dari dalam diri untuk mengembangkan potensi yang ada terasa sangat minim.
Orang muda Karo terlihat masih kaku dalam melakukan praktek atau tampil di depan khalayak ramai. padahal kalau latihan atau menyanyi sendiri mampu dan sangat luar biasa. Tetapi “PERMATA ERDILO” akan komit dan semangat dan bangga sebagai orang Karo dengan mengusung lagu,nada dan menonjolkan alat musik tradisional Karo ujar Lidia Kaban, Putri Sebayang, Dewi Ginting.
Rencana awam ke depan, grup ini menginginkan bisa masuk ke dalam dapur rekaman atau bahkan dapat “go international”. Salah satu faktor kendala yang masih dialami sampai saat ini adalah masih minimnya pendanaan dikarenakan mereka masih serstatus sebagai mahasiswa/pelajar yang umumnya adalah anak kos. Untuk itu berharap dukungan moril dan terutama materil dari tokoh masyarakat Karo,pengusaha, dan seluruh jemaat GBKP agar potensi ini dapat dimunculkan dalam bentuk kaset dan cd.
KETERANGAN FOTO:
Grup vokal dan musik “PERMATA ERDILO” ketika menyanyikan lagu dan menghibur masyarakat Karo.
FOTO : KALVIN GINTING

Paduan Suara Clarabelle SMAN 12 Medan Menghibur Masyarakat Sekitar Gunung Sinabung.


Paduan Suara Clarabelle SMAN 12 Medan Menghibur Masyarakat Sekitar Gunung Sinabung.
TANAH KARO
Memasuki tahun 2011 Paduan suara Clarabelle mengadakan kegiatan pelayanan untuk menghibur sekaligus memotivasi warga disekitar Gunung Sinabung pasca letusan beberapa waktu lalu, Minggu (9/1) di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo.
Pada kesempatan ini, paduan suara Clarabelle SMA Negeri 12 Medan menyanyikan Kidung pujian “Yahwe Me Kap Permakanku dan Alangkah Manis” yang diharapkan agar warga tetap berpengarapan kepada Tuhan dan menjadi pembawa Berita Syalom kepada seluruh warga dan jemaat di Sekitar Gunung Sinabung.
Isa Dirgantara Sembiring sebagai koordinator bersama Isabella Tawarina Sembiring, Ernest Siburian, Rointan Butar-butar kepada wartawan menyampaikan, Paduan Suara Clarabelle didirikan pada 07 Desember 2000. Sekaligus mempunyai program akan menyelenggarakan Konser Dekade Paduan Suara Clarabelle pada Bulan Agustus 2011 ini.
“ Kami mengharapkan agar kidung pujian yang dinyanyikan menjadi berkat bagi semua warga dan juga Paduan Suara Clarabelle tetap akan memberikan semangat dan doa untuk seluruh warga di Tanah Karo” papar Dirga Milala
ditambahkannya pula kunjungan Ini sendiri, merupakan salah satu progarm kerja yang telah direncanakan Paduan Suara Clarabelle sendiri dari tahun 2010 yang lalu. Dan tetap sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang dalam naungan SMA Negeri 12 Medan.
B 25/KAL
KETERANGAN FOTO:
Paduan suara Clarabelle SMA Negeri 12 Medan menyanyikan Kidung pujian “Yahwe Me Kap Permakanku dan Alangkah Manis”
FOTO : KALVIN GINTING

Minggu, 02 Januari 2011


"FENOMENA NDOKUMSIROGA" DALAM PILKADA KABUPATEN KARO

OLEH : KALVIN GINTING







Setiap perhelatan pilkada dilaksanakan di seluruh Indonesia pasti mempunyai cerita tersendiri dan unik. Kejadian tersebut kemudian dicatat, dianalisa atau bahkan dikaji secara ilmiah kebenarannya melalui sebuah hokum probabilitas dengan menggunakan ilmu statistic. Namun adakalanya dipercaya berdasarkan naluri atau sebuah pesan yang tidak dapat diterima secara akal sehat tetapi nyata kebenarannya dan itulah yang menjadi fenomena.

Demikian juga halnya dengan sebuah desa di Kecamatan Simpang Empat yang bernama Ndokumsiroga. Ada cerita yang unik dari tempat ini, dalam pilkada Karo dua periode terakhir ini sejak Bupati/Wakil Bupati dipilih secara langsung pertama kalinya. Dimana setiap pasangan yang menang di desa ini akan menjadi pemimpin atau kepala daerah.

Pada pemilihan lima tahun yang silam pasangan Drs. DD Sinulingga/ Nelson Sitepu berhasil mengumpulkan suara terbanyak dibandingkan dengan pasangan pesaing terdekatnya yakni DR (HC) Kena Ukur Surbakti/ Siti Aminah Perangin-angin SE. Padahal yang secara keseluruhan di Kecamatan Simpang Empat yang menang adalah “Karo Jambi”, dan nyatanya yang menjadi Bupati adalah pasangan DD Sinulingga.

Di tahun 2010 ini juga ketika putaran pertama digelar Oktober lalu, di Ndokumsiroga yang berhasil keluar mengumpulkan suara terbanyak dan mutlak adalah pasangan nomor urut 9 yaitu Kena ukur Surbakti/ Terkelin Brahmana. Terbukti juga kemudian mereka tetap maju dan akan bersaing di putaran kedua yang direncanakan tanggal 21 Desember mendatang.

Gambaran di atas tentunya akan berpeluang kembali terjadi dan menjadi sebuah fenomena yaitu siapa yang berhasil memenangkan atau meraih jumlah suara terbanyak di Ndokumsiroga akan menjadi Bupati/Wakil Bupati Karo periode 2010-2015. Namun orang dapat saja berkata “ Ndokumsiroga itu kan kampungnya DR (HC) Kena Ukur Surbakti, maka wajarlah dia meraih suara terbanyak “

Tetapi penulis memberikan sebuah alasan mengapa sosok yang lebih terkenal dengan sebutan Karo Jambi ini meraih suara terbanyak adalah sosoknya yang merakyat, sering datang dan bercengkerama di kedai kopi serta menjadi pengkhotbah pada kebaktian GBKP runggun Surbakti II Ndokumsiroga. Misalnya terlihat merakyat dan menyatu dengan warga Kecamatan Simpang Empat terlihat dan terekam penulis ketika pengusaha yang sukses tersebut bercengkerama dengan warga di salah satu kedai kopi di Ndokum Siroga Jumat Siang 11 September 2009 silam sembari menikmati buah durian dan minum teh.

Pada pembicaraan yang penuh keakraban ini beberapa warga menyampaikan harapannya agar Kabupaten Karo di masa yang akan datang dapat lebih makmur serta masyarakat yang umumnya petani dapat lebih meningkat taraf hidup ditandai dengan penghasilan yang semakin meningkat pula. Berbagai kesulitan yang selama ini masih mencengkeram petani seperti pupuk yang mahal, langkanya pupuk subsidi juga didiskusikan dengan bahasa yang sederhana dan merakyat. Beberapa petani yang hadir seperti Mahlon Surbakti, Pion Bangun juga menyampaikan masih rendahnya harga jual komoditi pertanian holtikultura dan palawija sementara biaya perawatan dan penyemprotan lumayan mahal.

Menanggapi hal tersebut DR Kena Ukur mengatakan rasa haru dan tersentuh atas kondisi yang dialami oleh warga di Kecamatan Simpang Empat khususnya dan Kabupaten Karo umumnya. Dan berjanji akan memperjuangkan aspirasi masyarakat di DPRD serta kelak jika masih diberi kepercayaan untuk maju memimpin Bumi Pijer Podi dalam Pilkada 2010.

Pada acara bincang-bincang di kedai kopi Bp.Toris Surbakti ini juga rupanya tidak hanya kaum Bapak yang hadir. Beberapa warga wanita yang mengenal sosok yang murah senyum ini juga tidak sungkan menyapa atau menyalami sembari menanyakan kabar.

Berdasarkan gambaran di atas dapat terlintas di benak kita bahwa sesungguhnya warag Karo mendambakan pemimpin yang dekat dengan rakyat. Serta “FENOMENA NDOKUMSIROGA” tercipta kembali.





KETERANGAN FOTO ;

DR (HC) KENA UKUR SURBAKTI terlihat akrab dan merakyat dengan warga Ndokumsiroga Simpang Empat di Kedai Kopi Bp.Toris Surbakti, Jumat siang 11 September 2009 silam

BADAN SAR SUMATERA UTARA BERIKAN PELATIHAN DI PASCA SARJANA FKM USU


BADAN SAR SUMATERA UTARA BERIKAN PELATIHAN DI PASCA SARJANA FKM USU

MEDAN, BERSAMA

Untuk meningkatkan pemahaman sekaligus pengenalan alat-alat yang digunakan dalam menolong korban bencana alam seperti gempa bumi, longsor, gunung meletus Badan SAR Sumut memberikan pelatihan kepada mahasiswa/i program pascasarjana FKM USU , Jumat (17/12). Alat-alat yang diperkenalkan berupa sinsauw, gerenda,tali penolong,air bag, brankas/tandu, pembobol bangunan, dongkrak, martil.

Pelatih dari Basarnas Iwan dengan tim secara seksama menerangkan mekanisme pertolongan kepada para peserta sembari memperagakan cara penggunaan alat tersebut. Dekan FKM DR.Surya Utama MS didampingi Dr, R Kintoko Ronchadi, MKM, Prof.Ida Yustina M.Si, Prof Dr.Ritha Fatimah Dalimunthe, Dr. Irma Marsaulina juga terlihat serius mendengarkan dan memperhatikan.

Kepada wartawan pihak pasca sarjana FKM USU menyampaikan kegiatan ini juga sejalan dengan program pendidikan terutama untuk peminatan dan jurusan penanggulangan bencana. Apalagi beberapa waktu belakangan ini terjadi bencana alam di Gunung Sinabung Kabupaten Karo Merapi, Mentawai, Wasior. Kondisi cuaca akhir-akhir ini yang juga berawan sangat rawan akan banjir dan bukan tidak harus dilakukan evakuasi penduduk.

Basarnas Sumut juga menginformasikan kegiatan seperti ini akan rutin diberikan kepada masyarakat sehingga mereka lebih peka dan tanggap terhadap adanya bencana. setiap organisasi masyarakat, sekolah ataupun perkantoran yang meminta kita akan siap memberikan pelatihan dan pengenalan alat papar Iwan dkk.

B 25/KAL

KETERANGAN FOTO :

Basarnas Sumut ketika memberikan pengenalan alat penolong korban bencana berfoto dengan FKM DR.Surya Utama MS didampingi Dr, R Kintoko Ronchadi, MKM, Prof.Ida Yustina M.Si, Prof Dr.Ritha Fatimah Dalimunthe, Dr. Irma Marsaulina.
FOTO BERSAMA : KALVIN GINTING

TERIMA KASIH ATAS 5 TAHUN KEPEMIMPINAN DD SINULINGGA

“RAS KITA PESIKAP KUTANTA”
TERIMA KASIH ATAS 5 TAHUN KEPEMIMPINAN DD SINULINGGA
oleh : Kalvin Ginting
Gubernur Sumatera Utara lima tahun silam tepatnya 27 Desember 2005 Drs.DD Sinulingga/Ir.Nelson Sitepu dilantik menjadi Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Karo . Selama kurun waktu tersebut juga banyak hal yang sudah terjadi apakah itu positif dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun dampak negatif yang kemudian menjadi sebuah catatan penting di dalam pembangunan bumi “pijer podi”
Sebagai seorang warga masyarakat, dan juga wartawan surat kabar HARIAN BERSAMA penulis ingin memberikan sebuah catatan kepada seluruh pembac yang juga boleh dinilai atau dibantah, tetapi tulisan ini bermaksud untuk memberikan masukan dan sebuah penyadaran kepada pembaca setia koran ini bahwa masih banyak hal yang perlu dibenahi dan diteruskan dalam program pembangunan.
“ Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Jasa Para Pahlawan” itu adalah sebuah semboyan yang mengajarkan kepada seluruh Bangsa Indonesia menghargai jasa para pendahulunya. Seiring dengan hal tersebut sudah selayaknya masyarakat Karo juga memberikan apresiasi kepada DD Sinulingga. Terlepas dari berbagai kekurangannya selama memimpin dan memajukan Karo yang tidak memuaskan keinginan sebagian besar rakyat.
Memang beberapa infrastruktur telah dibangun seperti Gedung Bupati Karo, jalan ke pedesaan di berbagai Kecamatan,renovasi pajak buah Berastagi. Namun ada juga hal-hal dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan yang tidak bijaksana dilaksanakan. Seperti proses pemutasian guru-guru SMA/SMP yang menuai protes keras hingga terjadi demo besar-besaran. Penggusuran pedagang kaki lima di Pasar Buah Berastagi dengan cara kekerasan juga menjadi sebuah tinta kelabu, ditambah pembangunan tempat penampungan sementara bagi pedagang Pusat Pasar Kabanjahe pasca kebakaran Desember 2008 di jalan-jalan utama membuat kesemrawutan sampai sekarang ini.
Bencana alam meletusnya Gunung Sinabung membuat pengungsi mencapai 25.000 orang yang penanganannya juga tidak maksimal menambah catatan di akhir-akhir kepemimpinan. Dan yang terakhir tertundanya pengumuman CPNS semakin menambah daftar dan catatan bagi seluruh masyarakat.
Masyarakat yang menaruh harapan besar di pundak DD Sinulingga karena teringat akan nostalgia kepemimpinannya yang pertama. Kala itu disiplin PNS sangat tinggi, Kota Kabanjahe berhasil meraih piala Adipura, serta pembangunan infrastruktur yang baik. Tentunya adalah sebuah hal wajar dan menjadikan hal tersebut sebagai alasan utama memilih pada pilkada 2005. Hasilnya DD Sinulingga meraih kemenangan hanya dalam satu kali putaran dengan kepercayaan publik yang tinggi.
Waktulah yang membuat perjalanan pemerintahan dan pembangunan tidak maksimal. Faktor penyebab sudah barang tentu dapat diketahui berdasarkan kajian dan analisis ilmiah logis. Mungkin faktor manusia yang kurang mempunyai kemampuan, kerjasama lintas sektoral yang tidak solid atau bahkan program yang tidak jelas arahnya, serta anggaran yang terbatas ditambah kepentingan politis atau kelompok.
Sikap menghargai dan menghormati hasil pekerjaan seseorang yang telah berkarya adalah mulia. Ucapan terima kasih juga hendaknya diberikan kepada Drs.DD Sinulingga yang telah memimpin Tanah Karo dengan slogan “Ras Kita Pesikap Kutanta” kita berikan. Dan kepada penerusnya kita harapkan dapat lebih baik dalam membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
( wartawan/penulis adalah mahasiswa program pasca sarjana FKM USU)