Senin, 21 Maret 2011

KABANJAHE MERAIH PIALA ADIPURA, MUNGKINKAH?


KABANJAHE MERAIH PIALA ADIPURA,

MUNGKINKAH?



OLEH : KALVIN GINTING


Lambang supremasi untuk kebersihan dan kerapian penataan kota di Indonesia yaitu piala Adipura, tampaknya masih jauh dari kota Kabanjahe. Hal ini menjadi pertanyaan bagi Bupati Karo terpilih DR (HC) Kena Ukur Surbakti/Terkelin Brahmana agar dapat mempriritaskan sekaligus konsern terhadap masalah ini. Mengapa? Adapun alasannya adalah sikap dan program Pemkab Karo dalam mewujudkannya masih setengah-setengah. Tidak ada sebuah keinginan dan program yang jelas dari pemerintah apakah itu Bupati, Dinas Kebersihan, Namun beberapa waktu terakhir apresiasi patut kita berikan kepada Camat Kabanjahe Drs.Lesta Karo-Karo yang berupaya menata Kota Kabanjahe, walaupun pelaksanaannya masih memerlukan dukungan dari semua pihak mengingat begitu besarnya kendala yang harus dihadapi di lapangan

Dapat kita lihat saat sekarang ini hampir semua jalan di kota Kabanjahe kondisinya berlobang-lobang tetapi dengan inisiatifnya ditambal dan diperbaiki termasuk membersihkan kolam di bawah patung wanita Karo di persimpangan Jalan Bangsi Sembiring yang penuh dengan Lumpur dan sampah.

Lebih lanjut menurut penulis diperlukan solusi dengan program pemberdayaan seluruh warga Kabanjahe agar menyumbangkan tenaganya seminggu sekali gotong royong dengan gerakan “Jumat Bersih”. Artinya semua masyarakat dilibatkan baik PNS,Polri,TNI,BUMN/BUMD dan swasta dalam menciptakan dan menjaga kebersihan kota . Dengan hal ini akan timbul rasa memiliki dan kebersihan adalah bagian dari budaya warga.

Dan sebagai lambang kepedulian dan komitmen Bupati Karo terpilih dalam memberikan kenyamanan kepada rakyatnya sudah saatnya ada langkah nyata dalam pelaksanaan dan penataan kota Kabanjahe ketika mulai meminpin Kabupaten Karo periode 2011-2016. Ini adalah pembuktian bukan hanya slogan atau kata-kata saja seperti ketika berkampanye dahulu





Perlu Perhatian

Sementara itu pantauan penulis di tugu Adipura Kabanjahe Minggu(13/3) kondisinya sangat memprihatinkan. Bangunan ini tampak tidak terawat dan cat warnanya sudah pudar serta lempengan logam yang berwarna keemasan di tengahnya kotor sehingga menimbulkan kesan buram dan jorok. Pada salah satu bagian tampak empat buah bulatan dan baru terisi satu dengan angka 1996 sedangkan yang lainnya masih kosong.

Beberapa warga yang kebetulan melintas ketika diwawancarai seperti W.Milala (46 thn) warga Simpang Enam Kabanjahe mengatakan bahwa alangkah sayangnya tugu sebagai lambang bukti Kabanjahe pernah meraih piala adipura beerapa tahun silam dibiarkan begitu saja. Dia juga berharap pemda Karo dapat segera memperhatikan kondisi tugu ini katanya.

Kiranya juga langkah yang telah dilaksanakan jajaran pemerintahan di tingkat Kecamatan Kabanjahe dapat disinkronkan dalam program Pemkab Karo dan dananya dapat dianggarkan dalam APBD. Agar tujuan akhir piala adipura kembali datang ke Kabanjahe setelah tahun 1996 dan membuktikan bahwa masyarakat Karo adalah masyarakat yang bersih dan senang terhadap kebersihan,kerapian dan keindahan.



KETERANGAN FOTO :

Camat Kabanjahe Drs.Lesta Karo-Karo pada kegiatan “Jumat Bersih” membersihan kolam di pusat pasar, sebagi langkah awal mengembalikan piala adipura ke Kabupaten Karo.

FOTO : KALVIN GINTING

Tidak ada komentar: