Senin, 21 Maret 2011
MARI KITA TINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN KARO
MARI KITA TINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN KARO
OLEH : KALVIN GINTING
Dengan terpilihnya Bupati/Wakil Bupati Karo periode 2011-1016 DR (HC) Kena Ukur Surbakti/Terkelin Brahmana seluruh insane pendidikan mulai dari guru,pemerhati pendidikan dan insan pers yang intens melihat perkembangan pendidikan berharap adanya peningkatan mutu pendidikan mulai dari tingkat dasar,menengah dan pendidikan tinggi. Dengan lahirnya perda ataupun alokasi anggaran yang cukup bagi sector pendidikan sebab selama ini belum pernah ada anggran untuk tunjangan mengajar bagi guru yang mengajar. Yang ada hanya gaji saja.
Sekedar kita menoleh bahwa pendidikan membantu dan memberdayakan manusia untuk membangun daya kekuatan yang kreatif dan mampu melakukan sesuatu. Salah satu aspek individual dari pemberdayaan adalah agar manusia memiliki kemampuan berpikir, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mengambil keputusan, memecahkan masalah dan membangun berbagai ketrampilan.
Bagaimana pendidikan itu dijalankan? Pertanyaan ini hampir selalu mengemuka setiap kali masalah pendidikan didiskusikan. Dalam arti luas, pendidikan terjadi melalui tiga upaya utama, yaitu pembiasaan, pembelajaran dan peneladanan. Sinkron dengan hal ini bagaimanakah pendidikan di Karo saat sekarang dan kemana arah pendidikan pada masa mendatang?
Pembiasaan terutama dalam pelaksanaan proses belajar mengajar yakni pemberian materi mata pelajaran sesuai dengan kurikulum. Menuntut kesiapan guru sebagai pemberi materi dan para pelajar sebagai penerima transfer ilmu pengetahuan. Pelaksanaanya yang berkesinambungan akan menjadi kebiasaan dalam proses pembentukan dan pencetakan generasi Karo yang berkualitas. Ini semua memerlukan kerjasama semua pihak baik pemerintah, DPRD maupun segenap elemen masyarakat meliputi lintas sektoral, budaya, dan ekonomi.
Kedua adalah pembelajaran, yang berarti tidak hanya berkutat di dalam kelas, tetapi juga pembelajaran tentang semua masalah pendidikan yang pernah ada dan muncul di Tanah Karo. Banyak hal yang telah menjadi sebuah bahan bagi kita semua mulai dari SMA plus yang hanya menghasilkan satu angkatan alumni, sebuah SMA yang semua siswanya tidak lulus UN sampai kepada masalah-masalah tidak meratanya guru pada sekolah di daerah pelosok sampai kepada permutasian guru yang menuai protes.
Kalaulah semua pihak berkaca dan mampu mempersepsikan semua kenyataan maka akan didapat bahan bagaimana merumuskan kebijakan pendidikan. Keterkaitan yang jelas dan terpisahkan antara pelaksanaan di lapangan dan kebijakan daerah harusnya disadari oleh pembuatnya. Tak ketinggalan para pelaksana harusnya kembali mengedepankan tanggung jawab moral dalam mengajar para siswa/ i di sekolah.
Ketiga adalah peneladanan yang amat berkaitan dengan citra yang menjadi panutan, entah di luar rumah, sekolah maupun tempat pergaulan. Insan pendidkan mampu manjadi sebuah pandu bagi masyarakat dalam tindak tanduknya dan termasuk di dalamnya kemampuan menguasai materi pembelajaran atau bidang keilmuan (basic Knowledge).
Pengalaman selama ini ketika siswa kelas 3 SMA sederajat mengikuti ujian baik secara nasional maupun tingkat sekolah banyak masih yang harus dibenahi. Menilik dari kualitas soal-soal ujian dibutuhkan keseriusan dan kerja keras untuk dapat menjawabnya. Hanya saja seringkali pihak sekolah juga turut mempermudah pelajarnya dalam menjawab soal demi mengejar reputasi secara kuantitas bukan kualitas. Bukankah hakekat dari ujian adalah sebagai bahan evaluasi tentang apa yang sudah dilakukan selama ini? Untuk melihat sejauh mana kesuksesan serta kegagalan yang terjadi di ruang kelas? Jadi mustikah kita tetap berbuat hal-hal di luar dari yang seharusnya atau tidak boleh dilakukan padahal ini untuk kemajuan pendidikan Kabupaten Karo. Apa kata dunia
Pemkab Karo kedepan dengan pemimpin yang baru terpilih harusnya lebih tegas dalam menerapkan kebijakan dan menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama sesuai dengan misi meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Diknas Karo harusnya mempunyai program-program yang jelas dan ada realisasi pelaksanaanya. Dan kiranya orang – orang yang mengerti dan memahami pendidikanlah yang duduk dalam bidang pendidikan bukan dari bidang ilmu lain. Mengapa? Karena selama ini pihak penguasa lupa akan hal ini, dan hasilnya timbul kesalahpahaman, ketidakpuasan serta menurunnya reputasi pemimpin di mata rakyatnya.
Saatnya kita semua untuk membenahi pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Karo. Sebab sebagai seorang wartawan kritikan itu adalah salah satu bagian dari pembangunan kualitas itu sendiri.
KETERANGAN FOTO : siswa SD sedang belajar di berkelompok sebagai bagian meningkatkan pendidikan Kabupaten Karo.
FOTO : KALVIN GINTING S.KEP
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar