Senin, 28 Maret 2011

MANAJEMEN SAMPAH RUMAH SAKIT

MANAJEMEN SAMPAH RUMAH SAKIT

Dari 64 rumah sakit tipe A hingga Tipe D, ditambah rumah sakit bersalin dan klinik-klinik di Kota Medan, sangat sedikit yang melakukan menajemen pengelolaan limbahnya dengan baik. Salah satu yang termasuk di dalamnya adalah pengelolaan sampah dengan baik dan benar.
Sampah yang dikatakan disini adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang. Dan berasal dari kegiatan manusia di dalam lingkungan rumah sakit dan tidak terjadi dengan sendirinya. Umumnya sampah yang dihasilkan dapat berupa kertas, plastik, tisu atau kain perban dalam parawatan pasien hingga sampah yang berasal dari sisa sayuran dari dapur. Namun disini penulis hanya membatasi pada sampah yang dihasilkan dari proses administrasi pasien berupa kertas dan barang plastik yang kerap terjadi di rumah sakit.
Mengingat dampak yang mungkin timbul, maka diperlukan pengelolaan sampah yang baik. Untuk itu diperlukan upaya pengelolaan meliputi pengelolaan sumberdaya manusia, alat dan sarana, keuangan dan tata laksana pengorganisasian yang ditetapkan dengan tujuan memperoleh kondisi rumah sakit yang memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan.
Sistematika pengelolaan sampah di rumah sakit dapat dijabarkan dalam beberapa tahapan meliputi pemilahan dan pengemasan,pengumpulan dan pengangkutan,penampungan dan penyimpanan,pengolahan atau pemusnahan,kemudian pembuangan akhir. Dalam pemilahan sampah dibedakan antara samapah cair,padat dan gas dengan tujuan mengurangi kuantitas limbah infeksius, mengurangi muatan dan biaya pengelolaan, kebersihan lingkungan dapat ditingkatkan serta terhindar dari pajanan limbah.
Selanjutnya sampah yang umumnya terdiri dari kertas, kapas,perban, plastik, kertas karbon dimasukkan ke dalam wadah yang dilapisi kantong plastik warna kuning didalamnya. Setelah dua per tiga penuh, kantong plastik diikat dan dipindahkan ke dalam troli atau kereta pengangkut barang. Bagi petugas kebersihan diwajibkan menggunakan alat pelindung diri berupa masker,sarung tangan, pakaian pelindung dan sepatu khusus selama melaksanakan pemilahan dan pengemasan.
Pada tahap pengumpulan dan pengangkutan kantong plastik yang sudah berada di atas troli dibawa melalui jalur yang telah ditentukan menuju tempat penyimpanan sementara. Oleh karenanya harus dipastikan troli tertutup dengan baik selama perjalanan guna mencegah tumpahan sampah yang telah dikumpulkan. Langkah berikutnya masukkan kantong plastik ke dalam kontainer penyimpanan sementara yang selalu dalam keadaan tertutup. Umumnya kontainer ini mirip dengan bak sampah umumnya atau truk sampah dari dinas kesersihan.
Pada Tahap akhir sampah-sampah dari rumah sakit dapat dimusnahkan atau dibakar dengan menggunakan alat yang dinamakan incinerator, autoclave, dan microwave. Kesemuanya memiliki kelebihan dan kelemahan ditambah alat pemusnah tersebut memiliki harga yang mahal. Namun bukan menjadi alasan bagi pihak rumah sakit untuk tidak mengelola sampahnya dengan baik.
Menurut hemat penulis, yang diperlukan saat sekarang ini adalah keinginan dan mental yang kuat untuk melaksanakan kebersihan dan manajemen sampah. Sehingga setiap konsumen atau pasien yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan akan terkesan dan takjub terhadap rumah sakit yang dikunjunginya. Sehingga ini menjadi kredit poin tersendiri atau nilai lebih bagi Kota Medan. Kiranya tulisan ini dapat menambah wawasan pembaca dan dapat diaplikasikan oleh pihak industri peryumahsakitan di Sumatera Utara umumnya dan Medan Khususnya sehingga pasien percaya berobat di rumah sendiri bukan di negara lain seperti Singapura dan Malaysia. Wassalam.
( Penulis adalah mahasiswa Pasca Sarja ARS A FKM USU)

Tidak ada komentar: