Minggu, 30 November 2008

MUSIK TRADISIONAL KARO “ GO INTERNASIONAL”


MUSIK TRADISIONAL KARO “ GO INTERNASIONAL”

MEDAN,BERSAMA
Musik tradisional Karo memiliki keunikan dalam suara dari berbagai alat-alat seperti keteng-keteng,surdam,gung,penganak. Keindahan alunan musik ini semakin terasa ketika para maestro baik yang tinggal di dataran tinggi, di baluran dan dari kota Medan mempertunjukkan kebolehan dalam pagelaran revitalisaasi musik tradisional dari etnis Toba,Pak-Pak,Simalungun dan Karo yang diusung oleh Universitas Sumatera Utara bekerjasama dengan Ford Foundation.
Untuk etnis Karo sendiri pagelaran dilaksanakan di restoran Kenanga Medan Rabu malam (26/11). Yang dihadiri oleh tokoh masyarakat Karo, mahasiswa, peneliti musik tradisional dan perwakilan dari USU. Dan acara ini disiarkan langsung ke seluruh dunia lewat siaran radio internet yang dipancarluaskan oleh Radio Karo Akses Global dengan penyiar Eddy Surbakti.
Pagelaran ini dimulai alunan musik pembuka simalungun rakyat yang diiringi kesemuanya oleh musik tradisional. Seterusnya dilanjutkan oleh adu perkolong-kolong dan ermang-mang, alunan akustik kulcapi oleh Jasa Tarigan.
Salah seorang peneliti musik tradisional dari berbagai etnis di belahan dunia professor Santos dari Filipina menyatakan kekagumannya akan permainan musik yang di tampilkan para maestro seperti Jasa Tarigan. Permainan kulcapi,penganak dan gendang menghasilkan untaian nada yang begitu indah didengar.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Himpunan Masyarakat Karo Indonesia Rimenda Jamin Ginting SH pada kata sambutan mengatakan sangat gembira karena adanya perhatian dari Ford Foundation dan jurusan etnomusikologi USU untuk membantu melestarikan musik tradisional. Kiranya apa yang sudah silakukan dapat terus mengembangkan khasanah musik Karo sehingga lebih bernilai dan bergengsi.
Sementara itu masih dalam kesempatan yang sama Camat Medan Tuntungan Drs.Eben Ezer Karo-Karo mengatakan perlunya dibuat inovasi dalam mengembangkan musik tradisional Karo. Misalnya membuat sebuah event pagelaran secara berkesinambungan lewat jadwal yang teratur.
Kita juga perlu membuat sebuah tempat atau rumah dimana tersedia lengkap seluruh alat musik tradisional Karo. Saya sendiri sudah membuatnya, dan bagaimana jika perkolong-kolong (red.penyanyi/penari tradisional) dapat menyanyikan lagu pemasu-masun dalam bahasa Belanda atau Inggris. Jadi kita “go internasionl” dan siap keliling dunia atau menghibur setiap ada tamu atau wisatawan yang datang katanya lagi.
Salah seorang maestro musik tradisional Jasa Tarigan ketika diwawancarai mengatkan sangat menyambut positif atas pembinaan yang dilakukan oleh Ford Foundation dan USU. Dan berharap program ini dapat terus berjalan sehingga semakin banyak anak muda yang meminati menjadi pemusik tradisional
Dari etnomusikologi USU Irwansyah Harahap M.Hum kepada Harian BERSAMA mengatakan bahwa pagelaran ini adalah rangkaian kegiatan dalam memelihara dan melestarikan musik tradisional yang ada di Sumatera Utara dari etnis Batak. Dan musik tradisional Karo memiliki keunikan dari suara yang dikelurkan alat musik dan tidak ada alat musik sejenis yang serupa di dunia. Dan kami bekerjasama dengan ford Foundation melestarikannya ujarnya pula.
Ketua panitia pelaksana kegiatan yang juga adalah dosen dari antropologi FISIP USU Juara Ginting kepada Harian BERSAMA juga mengatkan kekaguman dan kebanggaannya kepada pemain musik tradisional. Sebagai pendidik,peneliti dia mengharapkan agar kiranya seluruh masyarakat Karo memberikan kepedulian dengan mencintai dan melestarikan musik tradisional Karo.

BR 58/KAL
Keterangan Foto :
Para maestro dan siswa pemusik tradisional Karo seperti Jasa Tarigan mempertunjukkan kebolehan mengalunkan irama dalm pagelaran revitalisasi musik tradisional kerjasama antara USU dan Ford Foundation di Medan Rabu malam (26/11).

Foto BERSAMA : KALVIN GINTING S.KEP

Tidak ada komentar: