Jumat, 25 Februari 2011

HARGA KOL ANJLOK,PETANI KARO KEMBALI MERINTIH


HARGA KOL ANJLOK,PETANI KARO KEMBALI MERINTIH

TANAH KARO
Anjloknya harga kol semenjak tahun baru cina atau imlek membuat petani di Tanah Karo kembali menderita sekaligus merintih di tengah himpitan beban ekonomi. Jokia Tarigan (35 tahun) warga Kecamatan Simpang Empat salah satu diantaranya menuturkan penderitaannya kepada wartawan Jumat (25/2) di ladangnya.
Menurutnya tanaman kol sebanyak 7.000 buah yang siap panen hanya diharga sebesar 2,3 juta rupiah saja. Padahal dirinya sudah mengeluarkan biaya produksi mencapai 3 juta rupiah mulai dari membeli bibit, pestisida dan pemupukan sejak tanam hingga panen dalam jangka waktu 3 bulan. Namun dirinya tidak berdaya lagi karena masa panen telah tiba dan beberapa dari tanaman kolnya mulai pecah dan layu.
“ Sebelum imlek pihak pembeli yang umumnya mempunyai gudang di Simpang Gurusinga Berastagi berani menawar Rp.800/pokok. Kalau dikalkulasikan maka waktu itu tanaman saya ditawar 5 juta rupiah. Tetapi saya masih mempertimbangkan karena kol tersebut juga masih belum siap di potong,, nah sekarang saya harus merugi sekitar 2,5 juta.” Paparnya
Ditambahkannya juga selama ini para pedagang membeli kol petani untuk dikirim ke luar negeri seperti Singapura dan Malaysia melalui gudang penyimpanan. Tetapi sekarang para pedagang tersebut mengatakan harga turun drastis karena gudang tidak buka serkaitan dengan imlek atau tahun baru cina.
Sementara itu dalampantauan wartawan, pihak Dinas Pertanian dan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karo tidak berbuat upaya nyata dalam mengatasi masalah petani tersebut. Tampaknya pemkab Karo tidak peduli dan terkesan membiarkan petani sendirian menghadapi persoalan harga yang tidak stabil.

TERPAKSA JUAL : Para petani Tanah Karo di pasar tradisional menjual kolnya dengan harga rendah setelah perayaan imlek.

FOTO : KALVIN GINTING

Tidak ada komentar: